21 Okt 2012

Setan B-O Part.1

  • Apakah kalian berpikir bahwa cerita ini sangat menyeramkan? Sungguh tidak...! bahkan menurut saya cerita ini adalah cerita yang sangat menggelikan tentang kisah lima sahabat yang lucu-lucu, gokil dan menggemaskan yang belum pernah saya buat sebelumnya.
  • Apakah kalian mengerti apa maksud dari kata-kata SETAN B-O? Saya kasih bocorannya deh... SETAN B-O itu sebuah singkatan dari nama mereka yang digabungkan. SETAN (Sasya, Entu, Tonio, Aniya, Nosyi) B-O (Best-Optimized). Dalam cerita ini, berbagai rintangan selalu mereka hadapi. Berbagai kelucuan pun selalu ada didalam diri benak mereka masing-masing bahkan kelucuan itu pun terjadi sebagai musibah mereka. Sebenarnya, cerita ini termasuk dalam cerita komik komedi. Ingin tau kisahnya lebih lanjut? Baca ceritanya dibawah ini..!! ^_Selamat Menikmati_^


          Suatu pagi, Aniya bergegas berangkat ke salah satu cafe di sekitar Kota Bogor. Niatnya, ingin berkumpul bersama teman-teman anggota SETAN B-Onya. Saat tiba di cafe...
“Hey, guys! Udah lama ya, nunggu gue?”
“Nggak kok. Nggak lama. Kita nunggu loe baru 1 setengah jam. Iya nggak?” kata Tonio sambil bertanya ke temennya yang lain.
“E’em.” Jawab Nosyi singkat.
“Ya, ampyun maaf banget ya?”
“Nggak apa-apa kok, Ni... Udah deh, ayo kita kumpul-kumpul sambil happy fun!” seru Sasya.
“Okey, okey.” Sahut Entu.
           Tiba-tiba, terlihat seorang lelaki tua berkacamata hitam sedang duduk di pojok ruangan cafe. Beliau pun membuka kacamata hitamnya dan menatap mereka dengan serius. Mereka kaget dan takut.            
“Ih, bapak tua itu kenapa menatapi kita? Serius banget?” takut Sasya.
“Yang mana?” tanya Nosyi.
“Itu tuh, bapak tua yang duduk di pojok!”
“Iya yah, kok tatapannya tajam banget? Takut gue.” Sahut Tonio.
“O... itu ya? E’em, tajam banget tatapannya.”
           Tak disangka, seorang lelaki tua itu menunjuk Nosyi. Dan Nosyi pun juga membalas tunjukannya dengan menggunakan jempolnya yang lebar.
“Hih, nggak sopan tau!” sentak Aniya.
“Ya nggak pa-pa dong. Kan telunjuk ama jempol masih menang jempol. Iya kan?”
“Hem...”
Lalu...
“Hey, kamu remaja yang setengah agak tidak waras. Sini!” panggil bapak tua itu.
“Hah gue?” kaget Nosyi. “Padahal bapak juga tidak waras.” Batinnya lanjut.
“Nah loe! Akhir-akhirnya, disuruh kesana juga kan? Haha...” seru Entu.
“Saya pak?” (sok sopan)
“Iya. Siapa lagi? Masak cewek berambut kepang disampingmu itu? Itu terlalu cewek.”
“Saya emang cewek pak.” Batin Aniya.
            Lalu, Nosyi pun menghampiri bapak tua itu.
“Ada apa pak?”
“Kamu mau bapak suruh?”
“Emangnya saya mau disuruh apa pak?”
“Ini, tolong garuk-garuk punggung bapak dong. Punggung bapak gatal nih. Udah bapak kasih obat, tapi tidak manjur.”
“Apah?” batin Nosyi kaget.
            Dan Nosyi pun menggaruk-garuk punggung bapak tua itu. Dan... “Hahaha!” teman-temannya pun tertawa terbahak-bahak.
Bersambung...


0 komentar:

Posting Komentar