23 Apr 2013

Apakah Islam Mengakui Keberadaan Cinta?

Gue pernah baca di buku Islamiah (ceileh...) dan buku itu berisikan tentang CINTA. Ternyata, kalau kita mencintai orang tua kita, saudara kita, pasangan kita jangan sampai kita mencintai mereka lebih daripada mencintai Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Jadi, intinya CINTA yang paling tinggi dari hati kita adalah CINTA kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Ini isi salah satu bab di buku yang tadi:

Islam yang telah menyatu dengan fitrah, tingkah laku, dan undang-undang. Islam mengakui keberadaan cinta yang mendasar dalam diri manusia, bahkan islam memberikan gambaran kepada kita tiga tingkatan cinta yang akan dijelaskan secara rinci dalam bab tersendiri. Cinta tingkat tinggi, cinta tingkat menengah, dan cinta tingkat rendah. Ketiga tingkatan cinta tersebut telah dijalani manusia sepanjang sejarah dan akan tetap dirasakan manusia sampai Allah menghancurkan bumi seisinya.

Adapun dasar bagi ketiga tingkatan cinta itu adalah firman Allah berikut ini :


قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


“Katakanlah: ‘jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksa-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik’” (QS. At-Taubah [9]: 24)

Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, pasangan, dan keluarga. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan keluarga, harta, dan tempat tinggal daripada mengutamakan Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya.

Ringkasnya, Islam mengakui keeradaan cinta sebagai fitrah yang mendasar dalam diri manusia. Begitu amat mendasarnya sampai manusia tidak mungkin melepaskan diri dari cinta, karena Allah telah menetapkan cinta sebagai fitrah bagi setiap manusia. Allah berfirman:


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (sebagai perwujudan dari) fitrah Allah (sifat-sifat Allah). (Allah) Yang telah menciptakan manusia, menurut fitrah itu (pula). Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, (yang berupa) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (hakekat semua ajaran agama-Nya ialah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, dengan menselaraskan kehidupan manusia kepada berbagai sifat-Nya dalam Asmaul Husna)" (QS. Ar-Ruum [30]: 30)

Sumber : Buku yang berjudul “Cinta dalam pandangan Islam” (karya : ‘Abdullah Nashih Ulwan)

0 komentar:

Posting Komentar