20 Sep 2012

Sholat Itu Penting

   By : Nurul Rachmawati
   
     Pada malam hari di suatu tempat yang sunyi, ada seorang gadis remaja yang berpenampilan seperti anak laki-laki yang sedang berdiri tepat di samping sebuah pohon yang rindang. Dan pada saat ia melirikkan matanya ke kiri dan ke kanan, tiba-tiba dari arah lirikan mata kanannya terlihat dari jauh sesosok makhluk yang bertubuh besar dan mengenakan pakaian berwarna putih yang mencoba menghampiri gadis remaja itu.
“Ha, ha, ha.....n tuu..!!” teriak gadis itu sambil lari tebirit-birit mencoba menghindari kedatangan makhluk itu. Akan tetapi, makhluk itu ternyata mengejarnya. Dan mengikuti kemana arah gadis itu pergi. Dan ditengah kelariannya itu, tanpa disangka terdengar suara seseorang yang memanggilnya. “Diana, bangun sayang !” kata seseorang itu. “Seperti suara Mama,” batin gadis itu. Tanpa disadari, ia pun terbangun. Dan ternyata kejadian itu hanyalah mimpi. “Untung cuma mimpi,” kata Diana tanpa sadar. “Ngomong apa kamu Diana ? Memangnya, kamu tadi mimpi apa ?” tanya Mama yang berada disamping Diana dan bingung oleh apa yang tadi Diana katakan. “Oh.. Enggak kok Ma.. A, a, aku enggak mimpi apa-apa kok,” jawab Diana sambil malu-malu. ”Ya, udah kalo nggak ada apa-apa. Cepat wudhu. Terus, sholat subuh !” suruh Mama. “Iya, Ma..” jawab Diana pura-pura lemas seraya masih mengantuk. Akan tetapi, mau tak mau Diana memang harus melaksanakan sholat subuh. Dengan terpaksa, Diana tetap melaksanakan sholat subuh.
    Karena ini hari Minggu, seusai sholat subuh Dianapun menonton TV. “Acaranya nggak ada yang beken,” keluh Diana sambil mengganti-ganti channel TV. Tanpa disadari, handphone yang berada disampingnya bergetar. Diana pun langsung mengambilnya. Ternyata Toni temannya, mengirim sebuah pesan singkat kepada Diana yang berisikan “Na, kumpul di studio musik. Sekarang !” setelah membaca pesan singkat dari Toni, Diana pun langsung bergegas menuju kamar dan mengganti baju. Seusai ganti baju, Diana langsung keluar rumah dan mengambil sepedanya. Lalu, ia berangkat mengendarai sepedanya dan menuju ke studio musik dekat perumahannya. Saat sampai di studio musik, dilihatnya Edo, Toni, Andra berdiri di luar studio musik. Mereka adalah sahabat Diana sejak kecil. Mereka juga satu perumahan dengan Diana. Selain itu, mereka kalau pergi kemana-mana selalu bersama. “Ton, kenapa kamu ngajak ke studio musik ? kan kita nggak pernah kesini sebelumnya. Tumben,” tanya Diana. “Hmm.. Nggak pa-pa kok, Na. Kita cuman pengen re-freshing aja kok,” jawab Toni. “Hmm.. O.. Ya, udah. Ayo kita masuk !” ajak Diana.
    Saat masuk di ruang studio, dilihatnya beberapa alat musik yang terlihat sangat keren. Ada bass, ada gitar, ada drum dan lain-lain. “Waw ! keren ! terus, vokalistnya, gitarisnya, ama drummernya siapa dong ?” seru Diana. “Hmm.. Tau’ deh ! kalau aku megang gitar aja. Aku kan pinter gitar. Hehe..” kata Edo. “Kalau aku megang drum,” sahut Andra. “Aku megang bass,” sahut Toni. “Berarti, aku yang jadi vokalistnya dong ?” kaget Diana. “Iya !” jawab Andra, Toni, Edo serempak. “Ya udah. Ayo kita mulai !” seru Diana. Saat Diana dan teman-temannya memulai aksinya, mereka terlihat seperti anak band yang sudah profesional. Diana menyanyikan lagu yang berjudul butiran debu dari Rumor dengan diiringi musik dari teman-temannya. Diana menyanyikan lagu itu dengan penuh menghayati dan seperti penyanyi profesional. Setelah selesai nge-band, Diana bercerita tentang mimpinya semalam sama teman-temannya. “Eh, semalem aku mimpi bertemu hantu. Aku takut banget. Aku takut kalau hantu yang aku mimpiin semalem muncul di hadapanku secara nyata,” cerita Diana sambil bermimik sedih. “Hahaha.. Ada-ada aja kamu, Na. Nggak ada hantu didunia ini. Itu cuman mimpi kamu doang kali,” nasehat Toni. “Iya, betul. Aku setuju sama pendapat Toni. Nggak ada hantu didunia ini,” sahut Edo. Tetapi, nasehat Toni sama sekali tidak dapat mengubah ketakutan Diana. Diana tambah sangat takut kalau mengingat mimpinya semalam. Tanpa disadari tersengar suara adzan dari mushola dekat studio musik. “Eh, udah adzan tuh. Ayo kita sholat !” ajak Andra. “He ? aduh, aku capek banget nih. Emangnya, ini jam berapa sih ? kok udah adzan ?” kaget Diana. “Ini udah jam 12. Udah deh, ayo kita sholat !” ajak Andra. “Nanti aja deh sholatnya. Lagi capek banget nih. Pengen istirahat bentar,” jawab Diana pura-pura lemas. “Hm.. Diana, diana. Dari dulu kamu nggak berubah ya ? kalau disuruh sholat, pasti banyak banget alasannya. Kamu itu cewek, Na. Seharusnya, yang malas sholat itu aku. Bukannya kamu. Kok malah jadi kamu yang malas sholat ?” kata Toni sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Biarin dong ! o, ya ! jangan pernah kamu bilang kalau aku cewek. Aku cowok tau’ !. Ya, udah.. kamu cepet sholat sana ! aku tunggu di sini aja,” mangkel Diana. Diana memang nggak suka dibilang cewek. Apalagi dibilang cantik. Dia sampai pernah memarahi kakaknya. Karena di bilang cantik. “Yang bener ? Ya udah. Ayo kita sholat !” ajak Edo. “Ayo !” jawab Andra. Edo, Toni dan Andra pun meninggalkan Diana sendirian. Ditengah kesendiriannya itu, Diana mengisinya dengan bermain handphone sambil memasang earphone pinknya itu. Saat ia asyik mendengarkan musik, tiba-tiba.. Ia melihat sesosok makhluk disamping pohon pisang yang ia mimpikan semalam. “Ha, ha, ha....n tuu !!” teriak Diana. Diana langsung lari sekencang-kencangnya dan meninggalkan sepedanya yang masih berada di depan studio musik. Karena berlari dengan sangat kencang, ia sampai tidak tau bahwa di depannya terdapat sebuah batu yang lumayan cukup besar. Tanpa disadari, ia pun tersandung dan terjatuh sampai kaki kanannya berdarah. “Aduuh..! sakit..!” rengek Diana. Tak menjelang lama, Edo, Andra dan Toni pun datang sambil membawa sepedanya yang ia tinggal di depan studio musik. “Diana !” seru Andra. “Kamu nggak pa-pa ?” cemas Toni. “Nggak pa-pa gimana ? tolongin aku dong ! berdarah kayak gini masak dibilang nggak pa-pa sih ?” jawab Diana sambil memegang kakinya yang sakit. Mendengar perkataan Diana, mereka pun langsung menghampiri Diana dan menolongnya. “Kaki kamu kok bisa sampai berdarah kayak gini gimana sih, Na ?” tanya Edo sambil mengoleskan obat merah di bagian kaki Diana yang sakit. “Tadi aku lihat hantu di sekitar pohon kelapa itu !” seru Diana sambil menunjukkan letak hantu tadi berada. “Hahaha.. Kamu itu dibilangin, nggak ada hantu didunia ini, Diana !” kata Andra. “Ih, kalian nggak ada yang percaya sama aku ! aku tadi lihat sendiri, kalau ada hantu disana ! kalian itu, sahabat aku nggak sih ?” mangkel Diana sambil meneteskan air matanya. “Tapi, ini itu siang. Masa’ ada hantu di siang bolong begini sih ?” heran Toni. “Iya, betul kata Toni. Lagian, itu paling cuman perasaan kamu aja, Na ! udah, nggak usah nangis. Katanya kamu cowok ? kok kayak cewek sih ?” sahut Andra sambil menahan tawanya. “Eh, kalau aku pikir-pikir.. Kamu itu kayak gini karena tadi kamu nggak melaksanakan sholat dhuhur, Na ! coba kalau kamu tadi sholat bareng kita ! kamu nggak bakal ketemu hantu ama jatuh berdarah kayak gini. Iya kan ?” kata Edo. “O.. Iya ! masuk akal juga ya, kamu Do ?” sahut Andra. “Betul juga sih kamu Do. Andai aja kalau tadi aku mau sholat bareng ama kalian. Aku nggak bakal kayak gini dan nggak akan ketemu hantu di dekat pohon pisang itu,” jawab Diana menyesal. “Udah deh.. Nasi udah menjadi bubur. Nggak usah disesali, Na. Mending, mulai sekarang kamu harus rajin sholat agar terhindar dari keburukan. Oke ?” pesan Edo. “Oke.. Kalian memang sahabat aku yang paling mengerti. You’re my everything !” kata Diana sambil memeluk teman-temannya itu. “Hmm, udah ayo kita pulang !” ajak Toni. “Iya, ayo !” jawab Diana.
    Karena kaki Diana masih sakit, ia pun pulang diantar para teman-teman yang setia menemaninya itu. Dan sejak kejadian itu, Diana sampai saat ini selalu tertib melaksanakan ibadah sholat wajib. Kecuali, jika ada halangan yang menghalanginya.





0 komentar:

Posting Komentar